“ia bukan lagi anakku
setelah dibawa perjaka,” katamu
lalu rumah pun jadi sunyi
tungku acap tak berasap
mengenang masa anak-anak
dibuai ayunan, dilelapkan
di gendongan. dan nyanyian
“ninabobo” didendangkan
dekat telinga…
“aku selalu berdoa, kenangan-
kenangan itu tak terlupakan
kelak setelah dipinang,” inginmu
tapi busur telah lepas dan
anakpanah bukan lagi
di tanganmu. ia telah melesat
dan melupakan sarangnya:
amat jauh dari buaian
juga dendang anak-anak
seribu mimpi
di gendongan pun lesap
kini sungguh jauh busur
meraih anakpanah itu
seperti kauingin
meluk asap
rindu yang sasap
2004
=ISBEDY STIAWAN Z. S.=
Tidak ada komentar:
Posting Komentar