meniti barisan hujan
yang menembus mantelku
kulihat cairan kabut
menjelma jadi mata
mengalir dalam pukaumu
kuraih jalan lain
menuju bukit yang
mendamparkan perahumu
tanpa nama-nama dan rambu
juga matahari atau bulan
karena di sini tak lagi
kutemukan siang dan malam
: waktu seperti tanpa bandul
tak pernah mendaki
juga tiada lembah di sini
menembus bayangan hujan
kudapati dari balik mantelku
seharis jalan licin
menghadang lekasku
23 November 2004
=ISBEDY STIAWAN Z. S.=
Tidak ada komentar:
Posting Komentar