Dedaunan menuliskan sepi dinadiku
Meneteskan embun yang menjelma menjadi puisi
Sedang cinta telah mengembara entah kemana
Meninggalkan lukisan wajah yang tak pernah selesai
Syair ratusan tahun menjelma menjadi badik
Menikamkan ujung runcingnya hingga ke denyut waktu
Rindu berubah menjadi tuba yang menyesakan jantung
Meluluhkan hasrat lenyap ke rimba tiada
Seribu nafas kasihmu meliuk disela sepi
Namun tiada membawa kembali getar keujung kalbu
Angin telah menyerahkan semua debaran pada jenuh
Hanya menyisakan sebaris raut hampa di dasar sungai beku
=MERPATI=
Tidak ada komentar:
Posting Komentar