Seperti hari yang tak pernah berhenti menangis
Debu hitam berserakan disepanjang pematang kehidupan
Bertebaran disela kekeringan hati
Mengarsirkan noktah hitam pada kulit jiwa
Membuat sesak rongga dadaku, menghirup legamnya buih tuba
Tak seperti nyanyian awal fajar
Ketika embun masih merekahkan aromanya
Dan jemari awan begitu membuai sekujur jiwaku
Menghantarkan biasan pelangi keujung netra
Hingga hilang penat letih sisa pergulatan semalam
Alunan seruling senja menyeret senyum ke gelap rimba
Membuat rasaku menggigil direjam beku semesta
Jemari kian tertatih merabai sekujur makna kehampaan
Mendamparkan barisan syair dalam kesendirian kata
Hingga menggurat tangis kering ilalang duka ditepi malam
Lalu kembali malam menyempurnakan semuanya
Kebalik pusaran perih yang tak pernah berujung
=MERPATI=
Tidak ada komentar:
Posting Komentar