Pudar rahasia bayang di tempayan pagi
Mengetuk embun memintal benang kusut
Senyum bagaskara terlihat patah dalam kelam
Meninggalkan petikan sumbang angin di telinga jiwa
Bibirku kejang, tak mampu menyuarakan pergulatan batin
Hanya diam, menyulam bait demi bait nyanyian kusam
Pada lukisan remang awan
Kulihat kepingan hati yang tercecer digigir gelap
Melayang terbawa angin tanpa menyirat wujud utuh
Menggemakan erangan yang membuat ilalang tertekuk
Dan barisan puisiku mulai menggelinding resah
Merangkai bait bait elegi disepanjang nafas hari
Dimana hanya makna kelukaan yang tersirat tegas
Meneteskan butiran kental darah dari balik luka lama
=MERPATI=
Tidak ada komentar:
Posting Komentar