Kurangkai lagi sebuah puisi
Ketika malam mendamparkan hening ke pelataran kalbu
Sebaris luapan rindu yang tak lagi tergenggam
Dimana gemuruh maknanya meluap disekujur aliran darah
Kutulis bagai rangkaian kaligrafi hitam pada dinding malam
Mungkin untukmu, mungkin juga bukan
Kuhembuskan nafas kepedihan disetiap erangan ruh kata
Seraup buih legam yang tak hendak terjamah angan
Dimana gemanya tersirat bagai isyarat kematian
Dan hembus aromanya meniupkan bau kelukaan
Kuarsir setiap desah sepi dari bayangan rindu
Yang menempel pada dahan dahan kering kehidupan
Dan tak pernah henti membuat aku menggigil panjang
Dalam pusaran duka yang sehitam awan merajuk
Kutuliskan lagi sebuah puisi
Diantara nyanyian malam yang menyakitkan
Mungkin untukmu, mungkin juga bukan
=MERPATI=
Tidak ada komentar:
Posting Komentar