Bintang-bintang yang memencil terbakar di punggungku.
Jalan-jalan yang terkapar dalam jiwa seekor tikus
mencambukkan ilusi, merancahi batu-batu.
Aku berselingkuh denganmu,
tapi selokan-selokan bacin yang kering bersigelung dalam kutuk.
Kesunyianku menjelma menara-menara runtuh.
Pekikanku bulan,
sepanjang mendung menggergaji tengkorak burung-burung.
Wujud-wujud kejahatanku berdesik-desik pada daun.
Tahun-tahun pertempuran lenyap sekejap,
muncul kembali sebagai lindu.
Pahamilah lanskap dendam rasa sakit,
meski arwahku telah menghijau melebihi waktu.
Serupa hantu, aku demikian tolol.
Jantungku berhenti berdetak.
Riwayat kepenatan perdu meletup sepanjang urat nafasku.
Aku mencintai apa yang tak kumiliki
Bunyi-bunyi sirene mengumpatkan maut.
Karena senyap guntur, penampakanku memudar sekarat.
Meriam-meriam kematian menembakkan liur seratus belatung.
O bau-bau jamur, betapa musim memang hanya pilu!
Biarkan kupagut lehermu, meski rindu telah menjelma parang di dadaku.
Kau, perempuan yang datang menunggu malam.
Di kuburan tubuhku seluruh laut surut, deritaku memutih,
lebih terasing daripada rasul.
2003-2004.
=INDRA TJAHYADI=
Tidak ada komentar:
Posting Komentar