Musim bunuh diri.
Bayang-bayang daun yang beku memanggil napas para pemadat.
Koloni-koloni bulan mati mengedarkan kegelapan.
Kesadaranku memburu kemustahilan.
Dalam hardikan udara, jiwaku menjelma debu,
memanggil sekarat dan keterpencilan.
Pikiran-pikiran busuk para leluhur
terkubur hidup-hidup di kedalaman gempa.
Kusebut kesia-siaan.
Zaman ramah-lebur, terperangkap sepanjang gaung dan kesenyapan.
Pantulan-pantulan semedi petir menyembunyikan erangan awan.
Arca-arca dosa masa lalu memakikan kejahatan.
Aku bersedih dengan pelir mencari sanggama.
Malaikat-malaikat buta menggali sumur sumur suntuk kerinduan.
Wujudku seketika lenyap,
sepanjang nyala api menjadi nostalgia, memuntahkan kesumat.
Kota-kota hari esok larut dalam hujan.
Ruhku membangun candi-candi kematian.
Ini ajal masih setia tinggal.
Kesunyianku menemukan kemurnian kelam.
Lihatlah para pemabuk menari!
Pelacur-pelacur memamerkan selangkangannya ke Surga.
Tahun-tahun mengerat.
Kekosongan menggertakkan taring-taringnya ke cakrawala.
2004.
=INDRA TJAHYADI=
Tidak ada komentar:
Posting Komentar