Hujat angin mencerca diam
Menunjuk sepi dengan rekah sepuluh jari
Benak telah enggan berkarib pada rasa
Melempar gumpalan rindu kebalik buih angkara
Jemu memapak ujung merah gendang jiwa
Menyalakan api yang terkatung beku ditungku waktu
Kurajah saga digoresan langkah terpijak
Membakar hampa dengan sebaris seringai iblis
Bayang tak menjadi pualam dimata jiwa
Hanya tertatap bagai selarik bentangan usang
Yang akan melenyap ketika angin bertandang pulang
Bukankah hidup adalah sebuah pilihan ?
=MERPATI=
Tidak ada komentar:
Posting Komentar