Dalam raungan hening, bayangmu hadir
Begitu dingin, seperti tajamnya ujung pisau
Menatap angkuh pada baris baris puisiku
Hingga terdiam kelu jemari hati, direjam kebekuan
Membuat satu demi satu aksaraku luruh
Terjerembab hilang kebalik seribu kelam rangkaian kenang
Telah letih nadi ini diguyur badai kepekatan silam
Mengungkung lengan rasaku laksana dalam tempurung
Memutihkan warna jiwa bagai timbunan kapas kering
Namun aku hanya mampu terdiam bisu, menatap bayangmu dalam butiran rindu
Dan semakin mengekalkan rasa pada debu debu kehampaan
Meski kutahu tiada lagi yang kuharapkan dari hembusan nafas kasihmu
Selain raut kepedihan dan sesal yang kerap merejam benak
=MERPATI=
Tidak ada komentar:
Posting Komentar