Penyair itu menggoreskan syairnya
Pada dinding malam yang mendekap sunyi
Tentang sebilah hasrat yang terkatung beku
Dimana rengkuhan rasa kian meronta liar, mengerang
Merintih tak pasti diantara senja dan malam
Dihembuskannya bait bait elegi terhimpit
Pada petaka sajak ditubuhnya yang sunyi
Dimana seribu rentang perjalanan tergurat hitam
Dan lorong waktu yang terlewati begitu gulita
Selaksa cerca kenang tah henti memasung nadi
Mengikat remang pada setiap kata kata yang teruntai
Penyair itu tak henti mengguratkan puisinya
Pada setiap butiran sunyi yang merangkulnya
Lalu dia membacanya tanpa swara
Pada panggung kata yang kosongm sehampa makna syairnya
=MERPATI=
Tidak ada komentar:
Posting Komentar