Tengadah dibawah buana menangis
Menyulam hasrat mati disela butir air
Terbayang garis lurus wajah kehampaan
Bagai layang layang putus dari genggam
Berlari ke langit biru, membawa seribu asa pergi
Hanya meninggalkan jasad kaku, berdiri kosong
Kadang selaksa jiwa berharap pada waktu
Berbalik pulang, menyulam kembali kisah
Dalam benahan angan yang tercipta
Namun laku kehidupan tiada berpapak arah
Menghela masa tiada kenal henti
Meninggalkan wajah kehidupan tanpa kenal belas
Tengadah dibawah tangisan buana
Membayang setiap waktu dalam bathin
Sekerat noktah hitam yang tak mampu kuhapus putih
=MERPATI=
Tidak ada komentar:
Posting Komentar