Selasa, 05 Agustus 2014

ENGKAU LAGU KAWIAN SYURGAWI karya : Merpati


Kurasa aku masih tenggelam dalam samudera mimpi

Bermain gemuruh gelombang kasih yang mengaliri kemilau senja

Mengecup kening bayanganmu digemersiknya nyanyian angin

Hingga berpijar pelita jiwa, dibakar kehangatan cinta

Dan langit seakan tak henti mengirim senyuman mentari ke bilik gelap dukaku

Memateri indah dirimu pada pualam hatiku

 

Engkau wujud keindahan yang tersirat dari lorong luas kegelapan

Menghamburkan sepi ke ujung ujung lidah gelombang

Membenamkan duka ke pasir kering pantai, ketika mentari membakar

Dan gemuruh getaran dawai merdu hatimu, melenakan sekujur nadiku

Membawakan bait bait kerinduan dibalik kelembutan syahdu tatap matamu

Engkau lagu kawian syurgawi yang tersurat dari balik linangan langit

Hadir menyapa senjaku dengan sekuntum senyuman nan indah

 

 

=MERPATI=

 

 

Senin, 04 Agustus 2014

DI SINI karya : Merpati


Hanya ada gambarmu disini

Menatap anggun dalam kerumunan sepi

Dan sebaris keheningan yang merajah diri

Seusai gerimis bernyanyi sunyi

Bahkan pelangipun telah berlari

Menjauh dari mimpi yang terpagar kelam

 

Hanya ada aku disini

Sendiri merenda langit malam dengan jemari yang bergetar

Mengungkai sebaris aksara rindu yang tak hendak mencuat

Meski gemuruh rasa menghentak keras denyut nadiku

Hanya ada aku disini, bersama segenggam kenangan biru

Yang kerap melantakkan isi berandaku dengan kepingan sesal

Dan meluruhkan segala sendi jiwaku yang tak hendak rebah

 

Disini tak ada lagi yang tertinggal dari senyum manismu

Hanya pekat…pekat dan kepekatan sisa dari cerita

 

 

=MERPATI=

Sabtu, 02 Agustus 2014

TEMBOK SEMU KEHIDUPAN karya : Merpati


Kutahu tembok yang menjulang di depan tak menampak angkuh  

Namun jelas terlihat menyimpan warna hitam dan putih dibaliknya

Dan kusadari akan mampu melenyapkan sebaris pelangi yang selalu kuguratkan

Disetiap helaan waktu yang kupacu disela pusaran rasa

Mesti tiada kupungkiri ada segenggam wangi kesturi yang terhembus wangi

Yang mampu mewarnai langit senjaku dengan semerbak aroma taman kasih

 

Adakah semua fatamorgana ini mampu membangunkan tidur lelapku

Membuai kesepian yang kerap terbang bagai sekumpulan kelelawar malam

Mengarsir lembaran usang cerita dalam goresan pena nafas alam

Dan membawa jasadku melompati ruang waktu yang tlah terlewat

Ataukah swara yang sejatinya kerap menggemai ruang suci garba

Akan meredam segala tatap semu dalam sebaris kebenaran nan hakiki

 

Tembok itu masih menjulang manis

Menawarkan seribu gemuruh alunan rasa warna kehidupan

Dan kutahu, akan selamanya tersenyum indah

Menanti hasrat diri terkembang, melompati batas ruang yang kian rapuh

 

 

=MERPATI=

 

 

AKU TAHU karya : Merpati

Adakah tlah kau lupakan senja semusim lalu ?

Saat kurengkuh ragamu dibalik keheningan tasik

Dan angin barat lalu menerbangkan angan kita

Memasung ribuan benih mimpi kedalam ruang tanpa waktu

Hingga berjelaga dalam genggaman legam suratan

 

Mungkin telah kau lupakan indahnya mentari senja

Kala aku memeluk kedukaan yang tersirat dari wajahmu

Dan waktu kemudian menerjemahkan selaksa kelam

Membubuhkan perih disekujur kisi perjalanan jiwa kita

Hingga mimpi dan angan kita semakin terlontar jauh

 

Namun dari balik dinding kepekatan malam ini

Kutahu ada sebaris cinta yang tak perrnah kau lupakan

Seperti janji yang kerap kita ucapkan disela pusaran duka

Segenggam kasih yang tlah kita pateri dalam darah

Sebelum kegelapan malam menenggelamkan dirimu selamanya

 

 

=MERPATI=

Senin, 21 Juli 2014

SEKUNTUM SAJAK YANG TERLUKA karya : Merpati

Sekuntum sajak terkatung dibarisan senja 
Pucat dan berdarah, membekas jejak sunyi 
Garis aksara yang tergurat kian rapuh 
Terlunta merabai detak rasa gelisah dibalik bayang 
Bagai dedaunan kuning yang melayang diantara kembara
Berpusar letih menjelajahi bentangan senja dan malam 

Segores kata meraung di pelataran bayang 
Meluah dibalik warna saga, meronta dipijakan langit hitam 
Membias diantara geliat ruh aksara, menari dipucuk awan ragu 
Meretas tarian bayang kebalik purwa wujud buih buih tuba 
Hingga terhembus bau amis darah kebencian luka 

Sekeping sajak tak henti berpusar risau 
Mengarsir keheningan langit malam dengan tetesan merah 
Darah kebencian dan luka 


=MERPATI=

Sabtu, 12 Juli 2014

BIRU DIAMBANG SENJA karya : Merpati

Hening kata menggenggam bisu
Rasa tersandar letih ditubir hampa
Selaksa hasrat merendam dipalungan sunyi
Menguak tabir ketiadaan suratan langit
Hanya tersisa gemercik air jatuh
Yang tersirat bagai raungan elegy ambang senja

Hujan diawal senja, merapat gigil disela pembuluh
Membawa gemuruh risau kian menyalak dalam sepi
Dan aku tak mampu lagi tegakkan sendi keakuan
Memapak bayanganmu dengan selaksa keangkuhan
Barangkali selamanya aku takkan pernah mampu berlari
Menjauh dan merobek semua rindu kenangan tentangmu
Meski aku telah bersembunyi kebalik gulungan pekat sang hujan


=MERPATI=

Jumat, 11 Juli 2014

DISEKUJUR HATIMU karya : Merpati

Disekujur namamu, kutaburkan syair yang tak henti mengalir
Meruah bagai jeram yang memercikan buih segala keindahan
Dimana pernik keagungan cinta terlukis keramat
Berkilau jelita seperti telaga yang menyimpan mitos kemegahan nirwana
Dan disetiap percik butiran airnya, membiaskan bait bait cinta sepanjang masa

Disudut hatimu, kugeraikan alunan puisi yang mengalir tiada redam
Menaburkan benih benih kasih yang tak surut oleh keheningan
Walau sangkala tak lekang mengguratkan legam yang diselipkan pada pelepah malam
Namun rasaku tak hendak membeku kebalik ranting ranting hampa
Menggeliat syahdu, mengalunkan nada nada cinta yang terbit dari akar kerinduan

Disudut bening kasihmu, tak henti kusemaikan ribuan benih tunas cinta
Yang selamanya akan tumbuh subur, menghiasi padang rumput jiwaku

=MERPATI=
(malam menghening rupa, rindu menggeliat resah, bayanganmu tak henti menari, memanggil jiwa nan sunyi kebalik peraduan hampa...hanya rontaan jemari yang mampu terurai, melukis kembali indahnya dirimu)

Sabtu, 05 Juli 2014

HAKEKAT CINTA karya : Merpati

Cinta itu ibarat api

Menghangatkan sekujur pembuluh nadi

 

Apabila terlalu berlebihan terpateri

Dia akan menghanguskan gumpalan hati

 

Maka cintailah kekasih dalam kesederhanaan rasa

Hingga dia tetap akan hidup selamanya

 

Cinta itu bagai pelita yang tiada pernah mati

Akan tetap menerangi jiwa walau dalam sepi

 

Namun terkadang cinta kerap menjelma dalam wujud purwa benci

Ketika wajah keakuan begitu lekatnya memeluk diri

 

Hingga yang teraba dalam detak irama rasa

Hanyalah wajah keangkuhan yang begitu perkasa

 

Namun adakah rasa cinta itu benar benar telah mati

Sesungguhnya dia masih tetap hidup, bersembunyi dibalik wajah benci

 

Dan sesekali dia akan menancapkan kuku kuku rindu

Di kala wajah keakuan berlari meninggalkan kalbu

 

Itulah wajah cinta yang kadang tak mampu tereja waktu

Selalu meninggalkan sebaris tanya diujung kalbu

 

Cinta oh cinta gemamu selalu membimbangkan hati

Membuat hamparan benak serasa bagai mati

 

Namun tiada terdustai mata hati 

Semerbak aromamu membujuk nurani dalam keindahan wangi

 

Cinta oh cinta, jangan kau elus pucuk rekahnya

Jika engkau tak pernah siap untuk terluka

 

 

=MERPATI=

Kamis, 03 Juli 2014

PESTA BAGI RAJA karya : Merpati

Pesta diambang pintu
Gema riuh kian menghentak
Berlapis janji mengoyak hening langit mayapada
Berjuta wajah mengharap bintang
Menabur kemilau indah dari balik singgasana
Pesta diambang pintu
Berjuta lengan melepas mandat pada sang raja
Bersama sebaris harapan indah bagi sebuah raut kemakmuran
Bagi setumpuk impian sejahtera yang ter angan
Pesta diambang pintu
Akankah sang raja mewujud nyata semua bincang yang terlontar ??
Seperti aksara aksara yang masih tergantung disela sobekan langit


=MERPATI=

Selasa, 01 Juli 2014

PUCUK KELAM karya : Merpati

Melambai pulang angan, berayun diatas serpih

Menepuk legam menghempas senyum di buritan rasa

Kuntum terkoyak, patah pancang menderak perih

Mengarsir guratan merah, raut amis darah kelukaan

Lara bertandang perlahan, mengungkai sedan airmata jiwa

Dipintu hatimu aku terlunta, memandang samar bayangan kasih yang menirus sirna

 

Kembali aku merambah di jalan kelam

Menggenggam sunyi, meretak dendang irama sendu

Berkawan kabut gigil, melukis hitam jumantara dalam tabuh sunyi

Hampa merunta ria, melidah belah menghangus kalbu

Membebatkan segumpal kepedihan diantara pucuk bayangan kekasih

Dan meninggalkan sebaris wajah rindu yang kutahu tiada akan bertaut lagi



=MERPATI=