Sekuntum sajak terkatung dibarisan senja
Pucat dan berdarah, membekas jejak sunyi
Garis aksara yang tergurat kian rapuh
Terlunta merabai detak rasa gelisah dibalik bayang
Bagai dedaunan kuning yang melayang diantara kembara
Berpusar letih menjelajahi bentangan senja dan malam
Segores kata meraung di pelataran bayang
Meluah dibalik warna saga, meronta dipijakan langit hitam
Membias diantara geliat ruh aksara, menari dipucuk awan ragu
Meretas tarian bayang kebalik purwa wujud buih buih tuba
Hingga terhembus bau amis darah kebencian luka
Sekeping sajak tak henti berpusar risau
Mengarsir keheningan langit malam dengan tetesan merah
Darah kebencian dan luka
=MERPATI=
minal aidain walfaizin
BalasHapus