Syairku luruh di peraduan sunyi
Tercecer bisu disela angkuhnya badai
Diam dalam beku, terantuk selembar dingin
Terbujur disela semerbak haru beranda sendu
Hanya berkedip lirih menatap jatuhnya malam
Ketika buih angin mulai membelenggu nafas kerinduan
Aku hanyalah makna yang tersembunyi dibalik keheningan kata
Merobek jantung sepi, mengeja lintasan bayang dalam gemuruh
Namun aku bukanlah jiwa yang luruh terpenggal duka
Meski barisan sajakku kerap meronta dalam kelukaan
Aku hanyalah ruh yang bersembunyi dalam helaan kidung sepi malam
Dan terkadang nyanyianku mampu membuat bulan yang tersipu
Menjadi purnama yang merona semanis madu
=MERPATI=
Tidak ada komentar:
Posting Komentar