Kamis, 30 Juli 2015

PERCINTAAN ANJING BULAN karya : Baddrudin Emce

Ia poles bibirku

dengan warna pesisir nan jauh.

Paham jika ia ingin selalu dirindu

akupun merestui itu.

Entah puisi ke berapa ini.

Aku mengaum saat awan menghalangi pandang.

 

Hujan tak termuat tanah.

 



2003

=BADDRUDIN EMCE=

NUSAKAMBANGAN DARI ARAH GUA GUA SRANDIL karya : Badruddin Emce

 

Putih sayap lembut doa

ditatah para pertapa

 

Naluri tuk abadi

seperti sosok telanjang

hendak menyeberang

 

Satu pertanyaan

memabukkan –

 

Di mana siang

mencumbu malam?

 

Kan kucuri rayuan paling menyesatkan



 

2004

=BADRUDDIN EMCE=

BINATANG SUCI TElUK PENYU karya : Badruddin Emce

Dari lubang-lubang ketiadaan berlarian kepiting.

Dengan gaya yang dibuat-buat digodanya

setiap yang mikir, setiap yang gampang diguncang sedih.

Mengapa kami berdiri di sini, begini? Adakah

            memajang kami

di depan lubang-lubang seperti ini,

menghalau apa saja yang hendak menjadikannya rumah?

Alangkah bahagia binatang-binatang pantai ini.

 

Sepasang menara pengawas selalu memaksakan diri

            untuk melek.

Meluangkan waktu sekedar mengiyakan ketiadaan.

Kasarnya: kebohongan!

 



2003

=BADRUDDIN EMCE=

CARLA BRUNI karya : Bagus Burham

secangkir kopi, menonton tv, menggoreng omelet
mendengar engkau bersiul. gitar menari,
sudah cukup bagiku pagi ini. perancis dingin
dalam wallpaper. seseorang mengayuh
sepeda sebegitu semangat menghadapi matahari
musim-musim menjatuhkan daun-daun jeruk

 

jemari pemetik gitar berpadu dengan wanita
bertopi gatsby. tepuk tangan menghampiri
ah, sekarang aku tahu, setiap iklan sabun itu diputar,
ada suaramu sebagai latar, detik bersebentar
bernyanyilah seperti konser kaum gitana
yang menghibur jalanan batu-batu, lesu-lesu
menjadi gembira, le plus beau du quartier 

 

kilau embun di esok yang buta. angin menerjang
membawa aroma daun-daun, basahan syahdu
selalu, kamu benarkan korpus suasana itu

 


=BAGUS BURHAM=

JAM WEKER REALITAS karya : Bagus Burham

di waktu-waktu yang ini

orang-orang belum kembali

jutaan gerimis berpindah

dari langit-langit lepas pagi

ke berahi lumpur

 

bunyi-bunyian pinta tolong

memekakkan telingaku

udara pucuk lumut tembok

mendapati kamu di sebuah mimpi lemas

sedang menengadah ke langit keropos

bertanya dalam bahasa yang tak bisa kutiru

 

bahkan masuk ke dalam. jauh lebih dalam

ratusan pandom meniru putaran matari

di horison jendela sore

 

pintu yang menganga

sepasang sepatu telanjur keluar luar

mengejar sepasang kupu-kupu

di sepasang pohon, saling berbagi udara

yang diserbuk dari kejauhan

 

di waktu-waktu yang ini

orang-orang tak pernah kembali

dialog angin dengan lembar-lembar daun

menyingkap musim berganti

 



=BAGUS BURHAM=

NOCTURNO karya : Bagus Burham

menemui semak yang remang, bertombak cahaya

di relung-relung tak berterang, palung paling gulita

jika bintang tak ada malam ini, kembalilah kunang-kunang,

malam ini, gerimis membawa semacam tanda:

pura-pura rumput menari dalam kesedihan kemarau

 

rimis gerimis, serupa undangan kereta dari rel-rel

yang membawa segudang musik dan sedepa partitur

meracik hujan dalam-dalam. arus menggelombang

memperbincangkan wajah gemawan yang murung

 

cahaya-cahaya menyilang warna dalam riak

berkubang, berhentilah dan berkumpul di sebuah lubang

sementara orang-orang menunggumu pulang,

disekap waktu yang terlalu. menghentikan ini malam

 



=BAGUS BURHAM=

JELAGA karya : Bagus Burham

hamba dari segala kesesalan: aku. inilah yang kumaksudkan:

bilamana petang bersembunyi di lidah malam, burung-burung

kembali memutari senjakala, kita sudah mesti bingkas

dan meninggalkan masing-masing dari diri, menuju ke luas

ke tapal batas. angkasa yang pura-pura tak melihat kita

merangkak dengan gegas mendaki udara memenuhkan diri

 

sebelum memecah jutaan butir kerinduan pada angin

pada bentuk yang tak berbentuk. Aku aminkan hidup

dari pembakaran cinta akyu dengan sulut panas api

kesederhanaan mengulangkan arti cinta yang sejati

bertemu dengan debu dan memadukan diri dalam-dalam

kita sudah sangat tenang-tentram tak ada lagi kemasygulan

 

panjatkan doa hablur ini. pada musim yang selalu bergerak

dan kebisuan berteriak mengetahui panjang usia hanya menit

setelah urusan-urusan yang tak terbataskan waktu singkat

hanyalah terus memanjat memenuhi udara dan tersapu lembut

 

jika kematian datang tanpa perlu menyiksa, aku bersyukur

malaikat-malaikat penuh seperti pasir. hisap aku dengan cepat

dan layarkan ke dunia bawah menumpang charon.

tempat, yang barangkali aku bisa teduh mengikuti

cahaya kunang-kunang 




=BAGUS BURHAM=

UNTUK SARA BAREILLES karya : Bagus Burham


di mana kau temukan aku?
ruang waktuku kotak dalam sangkar
belenggu hujan-hujan airmata
orang-orang menanam sangsi padaku
akulah si papa yang sesungguhnya
laron-laron pesta cahaya
dan jalanan menangkap gaya bicaraku
: gelandangan dengan sajak

di sudut-sudut terpencil dari jaman
benarkah detik mengurai waktu
dan menua berkali-kali tapi abadi
hingga ajalku jadi sangat tak berarti
aku ingin mengarunginya dengan cepat

kuketuk tiap sempat aku membuka
pintu-pintu remaja dalam sebak rambut dara
biar kunci jantungku menemu pangkal
jadi mursal yang ramah kepada luka
entah, terbilang berapa, kapak-kapak
telah biasa mengoyakku; berbelah-berbagi

jika kau bisa mendapatiku
rembih garam itu telah lama tak berputus-putus
kota-kota kulewati untuk terus bersembunyi
rumahku adalah ibu dalam ibu kandungku
yang mengeramiku dari segala keropos musim
aku telah lama mengenal kesepian
dan tarian lampumu, selalu menyengat bagai lebah
yang hibuk mencari madu di taman bunga

di mana kau bisa temukan aku?
barangkali pada lagu yang kau ram



-BAGUS BURHAM=

OBITUARI TANPA KEMATIAN karya " Bagus Burham

jika engkau memanggul kematian, sebelum tutup mata,
bawalah rahasiaku: kata-kata dengan borok membusa
kalau-kalau, alamatmu ke dunia bawah, menemu anjing api
dan menyayatkan urat nadi untuk engkau tinggalkan
 

mewarnai sungai dan tumbuh-tumbuhan

kuangkat batu-batu, beku-beku yang cadas dan berat
di lereng-lereng gunung menuju puncak terjal
bergelinding untuk kembali terangkat jari-jari beban

pulanglah sebelum petang menyalami wajah sebelah dunia
sesudah burung-burung terlalu lelah untuk terbang dan kembali
hiburlah aku, layaknya seorang perempuan memberi tuak cinta
berlama-lama menjadi tembikar yang retak, berkesudahan 

 

=BAGUS BURHAM=

PAK PENO DALAM REFRAIN karya : Bagus Burham

terang bulan langit masjid

melepas angin magribi

anak-anak bersepeda

mengumpulkan kenangan

orang dewasa duduk-duduk

di beranda

jalan raya hening isya hampir tiba

sekarang ia datang, kembali

menjemput mereka yang ingin

mencicipi kebahagian sebagai

satu-satunya tiruan bulan di panci

yang matang, bersukacitalah

 

mata bocah, jernih. cahaya

nampak di setiap mimpi mereka

berkejaran melupa dunia

di langit-langit penuh lirih adzan

anak-anak bersarung, berjilbab

sebelum shalat

merasakan bahagia meluncur

ke lidah mereka

dan ia datang, dengan sepeda onta

dikayuh, selepas kumandang isya

kepada kanak yang telah tumbuh, akan tumbuh

menjadi dewasa, menjelma orang tua mereka 




=BAGUS BURHAM=