Suyi meranggas, kata menghening beku
Mengalir untaian hampa menjadi rajutan wajah kelam
Malam laksana kibaran rambut bidadari
Menjilati sisa kecantikan rembulan yang berlalu
Hanya desiran angin yang terdengar lembut, mengetuk kisi jiwa
Suyi meranggas, kata menghening beku
Mengalir untaian hampa menjadi rajutan wajah kelam
Malam laksana kibaran rambut bidadari
Menjilati sisa kecantikan rembulan yang berlalu
Hanya desiran angin yang terdengar lembut, mengetuk kisi jiwa
Aku menulis lagi
Menyemaikan benih kata disela kiasan musim
Melukis makna di kisi pelataran langit senja
Aku menulis lagi
Menyampaikan sebaris kisah yang tak sempat disampaikan awan pada hujan
Seberkas kebekuan pelangi rasa yang terhimpit duka kenangan
Aku menulis lagi
Menyematkan untaian nada hati kebalik gemuruh hasrat
Mengungkai seribu keharuman kembang kesturi
Pada buritan taman hati yang enggan tergores retak
Aku menulis lagi
Menghiasi sepi berandaku, mengarsir gelegak riuh
Namun tiada kubiarkan lagi lengan lengan aksaraku kenangan dirimu
=MERPATI=
Kurasa aku masih tenggelam dalam samudera mimpi
Bermain gemuruh gelombang kasih yang mengaliri kemilau senja
Mengecup kening bayanganmu digemersiknya nyanyian angin
Hingga berpijar pelita jiwa, dibakar kehangatan cinta
Dan langit seakan tak henti mengirim senyuman mentari ke bilik gelap dukaku
Memateri indah dirimu pada pualam hatiku
Engkau wujud keindahan yang tersirat dari lorong luas kegelapan
Menghamburkan sepi ke ujung ujung lidah gelombang
Membenamkan duka ke pasir kering pantai, ketika mentari membakar
Dan gemuruh getaran dawai merdu hatimu, melenakan sekujur nadiku
Membawakan bait bait kerinduan dibalik kelembutan syahdu tatap matamu
Engkau lagu kawian syurgawi yang tersurat dari balik linangan langit
Hadir menyapa senjaku dengan sekuntum senyuman nan indah
=MERPATI=
Hanya ada gambarmu disini
Menatap anggun dalam kerumunan sepi
Dan sebaris keheningan yang merajah diri
Seusai gerimis bernyanyi sunyi
Bahkan pelangipun telah berlari
Menjauh dari mimpi yang terpagar kelam
Hanya ada aku disini
Sendiri merenda langit malam dengan jemari yang bergetar
Mengungkai sebaris aksara rindu yang tak hendak mencuat
Meski gemuruh rasa menghentak keras denyut nadiku
Hanya ada aku disini, bersama segenggam kenangan biru
Yang kerap melantakkan isi berandaku dengan kepingan sesal
Dan meluruhkan segala sendi jiwaku yang tak hendak rebah
Disini tak ada lagi yang tertinggal dari senyum manismu
Hanya pekat…pekat dan kepekatan sisa dari cerita
=MERPATI=
Kutahu tembok yang menjulang di depan tak menampak angkuh
Namun jelas terlihat menyimpan warna hitam dan putih dibaliknya
Dan kusadari akan mampu melenyapkan sebaris pelangi yang selalu kuguratkan
Disetiap helaan waktu yang kupacu disela pusaran rasa
Mesti tiada kupungkiri ada segenggam wangi kesturi yang terhembus wangi
Yang mampu mewarnai langit senjaku dengan semerbak aroma taman kasih
Adakah semua fatamorgana ini mampu membangunkan tidur lelapku
Membuai kesepian yang kerap terbang bagai sekumpulan kelelawar malam
Mengarsir lembaran usang cerita dalam goresan pena nafas alam
Dan membawa jasadku melompati ruang waktu yang tlah terlewat
Ataukah swara yang sejatinya kerap menggemai ruang suci garba
Akan meredam segala tatap semu dalam sebaris kebenaran nan hakiki
Tembok itu masih menjulang manis
Menawarkan seribu gemuruh alunan rasa warna kehidupan
Dan kutahu, akan selamanya tersenyum indah
Menanti hasrat diri terkembang, melompati batas ruang yang kian rapuh
=MERPATI=
Adakah tlah kau lupakan senja semusim lalu ?
Saat kurengkuh ragamu dibalik keheningan tasik
Dan angin barat lalu menerbangkan angan kita
Memasung ribuan benih mimpi kedalam ruang tanpa waktu
Hingga berjelaga dalam genggaman legam suratan
Mungkin telah kau lupakan indahnya mentari senja
Kala aku memeluk kedukaan yang tersirat dari wajahmu
Dan waktu kemudian menerjemahkan selaksa kelam
Membubuhkan perih disekujur kisi perjalanan jiwa kita
Hingga mimpi dan angan kita semakin terlontar jauh
Namun dari balik dinding kepekatan malam ini
Kutahu ada sebaris cinta yang tak perrnah kau lupakan
Seperti janji yang kerap kita ucapkan disela pusaran duka
Segenggam kasih yang tlah kita pateri dalam darah
Sebelum kegelapan malam menenggelamkan dirimu selamanya
=MERPATI=