Sosok rindu menggumam keras dihamparan sabana sunyi
Mengetuk jendela tawa, lalu membenamkannya ke danau hampa
Dan dari balik beranda jiwa kulihat duri duri kenang menyuguh siksa
Mengarsir sebaris nyanyian elegi pada tembok kesunyian
Menghamburkan percikan belati, menusuk jantung hati dalam luka
Membuat jasadku terhentak, menggeliat dan rebah bersama keluh luruh
Aku terbelenggu dalam selimut lampau yang dimuntahkan dari getah sesal
Mengeja nada cinta semanis empedu, mengelus luka dengan seribu senyum
Menggenggam semerbak wangi cinta yang tersebar disela masa
Bahkan menyelimuti ukiran kasih dengan aliran darahku
Meski kutahu lengan lenganku kerap akan kembali meneteskan darah segar
Disela balutan rindu yang tiada akan pernah bertepi, hingga waktuku
=MERPATI=
Tidak ada komentar:
Posting Komentar