Lalu kukibas semua gumpalan mimpi
Menghalaunya ke haluan remang sepi
Kutoreh sisa asa dengan sayatan beku
Agar tiada menggeliat resah kala keakuan memandang
Biarlah malam tak bernyanyi lagi
Seusai kurencah kidung mu menjadi serpihan
Dan hinggap dipucuk dedaunan
Ketika angin tandang menerbangkan segalanya
Menghalaunya ke haluan remang sepi
Kutoreh sisa asa dengan sayatan beku
Agar tiada menggeliat resah kala keakuan memandang
Biarlah malam tak bernyanyi lagi
Seusai kurencah kidung mu menjadi serpihan
Dan hinggap dipucuk dedaunan
Ketika angin tandang menerbangkan segalanya
Tak usah berkaca lagi pada bincang terkuak
Kerna gemanya tak pernah mengiang di jiwa
Bagai bisikan ombak yang hanya merisaukan pantai
Begitu rapuh dalam genggam laku
Hanya sekejap bertahta sebelum membenam kebalik tiada
Lalu bagai sepasang kakek dan nenek yang sudah lama bercinta
Kitapun akan terdiam bisu dalam keterasingan rasa
Kerna gemanya tak pernah mengiang di jiwa
Bagai bisikan ombak yang hanya merisaukan pantai
Begitu rapuh dalam genggam laku
Hanya sekejap bertahta sebelum membenam kebalik tiada
Lalu bagai sepasang kakek dan nenek yang sudah lama bercinta
Kitapun akan terdiam bisu dalam keterasingan rasa
=MERPATI=
Tidak ada komentar:
Posting Komentar