Kuukir jejakmu dibebatuan sepi
Ketika jemari jiwa mulai mengejang dalam gigil
Menahan selaksa tumpahan rindu yang membisu
Menggenggam selangit swara bincangmu yang membeku
Sedang dilubuk hati kian terkoyak resah
Menatap bayanganmu yang memudar kebalik awan
Dan akhirnya menghilang ditelan remang malam berkabut
Kumadahkan seribu lantunan ayat doa yang tercecer
Yang dulu kerap kueja ketika nafas kasih terhembus merdu
Sebaris pinta yang tiada pernah putus oleh dera remang yang merasuk kisah
Meski angin semi mengirim cuaca sembab hingga keujung nadi
Walau udara sendu membatu, menghimpit sesak rongga garba
Dan kugemakan nyanyian cinta dengan sisa koyak hatiku
Seperti yang dulu selalu kudendangkan, kala kerinduan menikam tegak kalbuku
Kulukis wajahmu dihamparan remang senja ini
Agar langit membingkaikannya dipucuk lengkungan pelangi
Dan dapat selalu kulihat indah senyumanmu, ketika gerimis usai
=elegy=
Tidak ada komentar:
Posting Komentar