Rabu, 26 Oktober 2016

KUBASUH DUKA AKSARAKU PADA BAYANGANMU

Kulemaskan huruf huruf kaku dibawah bayanganmu 
Merajahnya dalam ukiran kaligrafi langit 
Agar terhembus kembali nyanyian surgawi yang pernah hilang 
Ketika badai melantakan hijaunya lambaian perdu di ranah kasih
Kuukir lagi wajah ayu yang lama tertimbun dalam gundukan kering waktu
Meski angin menghardik tajam, meludahi hasrat yang terlahir suci 

Diantara barisan kata yang berhimpitan 
Kuselipkan segurat nama ditengah makna keindahan 
Sepotong jiwa yang pernah begitu lekat direntangan hari 
Dimana segala resahku pudar terhembus buih keteduhan 
Seberkas hati yang penuh kasih, yang tak henti menggugah senyumku 
Dan tak pernah putus kuhembuskan gumpalan cinta ini pada dinding dindingnya 



=MERPATI=


UJUNG YANG TIADA AKHIR

Adakah semua telah menjadi takdir kita ?
Terombang ambing diantara mimpi dan derita
Menggenggam butiran cinta
Memamah sebaris wujud kesetiaan
Yang tak pernah menyerah pada suratan
Meski perih tak henti tumbuh dari sela waktu
Mengetuk hati kita kepadanan luka abadi

Mungkin waktu telah berhenti diujung kisah kita
Mengendapkan semua mimpi kebalik gulita hasrat
Mencipta gelap rindu yang tiada pernah berujung
Seribu cahaya terpagar duka, memendar luka disela kilau
Membuat sajak sajak tumbuh dalam peluh kelukaan
Mengerang disetiap desiran malam sepi

Kutahu disepanjang ruang waktu terlewati
Hidup kita tak henti memeluk serpihan yang tertinggal
Dan kita hanya mampu mengejanya, helai demi helai
Dalam gemuruh perih yang tiada berujung akhir



=MERPATI=

AKU MUAK

Gugur sekeping makna 
Terlempar dari bilik senyum meradang 
Aksara tak lagi terlukis indah 
Berkerut dipeluk resah sang angin malam 
Aku terpasung diantara hasrat dan beban 
Mengeja butiran laku yang lahir dari bayang tercela 

Tiada lagi yang tersisa dari noktah 
Hanya bulatan hitam disepanjang tatap 
Ku rajah wajah keindahan semu 
Dengan bilah tajam pisau keakuan 
Hingga tak mewujud garis kemilau yang pernah terlahir 

Aku muak dengan senyuman malam nan genit 
Menghias cahaya semu dari balik raut kegelapan 
Seperti cermin lakumu yang kini membuat aku 
nanar 
Memamah butir kemunafikan yang tiada henti mengalir 



=MERPATI= 

KUPINTA RESTU LANGIT

Jejak bayang pupus di rimba kata 
Melayah menjadi untaian kabut tak terbaca 
Hingga malampun tak mampu mengeja geliat tersisa 
Dan menghempaskannya kebalik raut ketiadaan
Rentang sepi telah membunuh semua rantai kerinduan 
Memacu jenuhku membara disudut amarah samar 
Akhirnya tiada lagi yang tergurat dari sebentuk wajah kasih 

Mataku telah buta oleh tangis selarik kenangan terluka 
Dan seribu bayangan kasih lalu menjadi buih lekat 
Membaluri sekujur nadiku dengan aliran cinta
Membuat lidahku tak henti mengeja ayat demi ayat yang dilahirkan kenanganmu 
Dimana duka tak henti mengalirkan lumpur dan lahar kebekuan 

Berkaca pada ripuh nyanyian lara 
Kusimpan semua bayanganmu keperaduan sunyi 
Kupagut cahaya rembulan dari balik kaca jendela
Semoga langit tak lagi kelam, memapak senyumku dengan restu Nya 



=MERPATI= 

AKAN KUGAPAI KEMBALI BAHAGIAKU

Sepercik embun dihela tujuh larik sinar 
Membias bak kemilau paras bidadari 
Hilang sisa perih semalam, dicabik tawa bagaskara 
Meluruh pada perut bumi ketika senyumku beranjak 
Sebaris mimpi menggapai lemah di peraduan hasrat 
Tak mampu memanggil jiwaku kembali 

Telah pucat sajak sajak ku menampung air mata malam
Memeluk pinggiran sepi disepanjang rentang bayangan 
Aksaraku telah lama terperangkap duka 
Mengerang dibalik sebuah nama yang tiada menuai wujud 
Membuat jantungku lelah, memangku gumpalan hampa dibatas jenuh 

Kuhela rangkaian embun menjadi binar binar harapan 
Menggoreskannya pada hamparan dinding sepi 
Dan aku tak akan pernah berhenti menggapai hangat mentariku
Meski rendaman sepi tak jera membawakan gelisah waktu



=MERPATI= 

RELAKU DIATAS FIGURA IMPIAN

Takkan kulahirkan elegi dari sendu nyanyianmu 
Meski ruh malam tiada henti membawakan bisik rahasia 
Tentang sekumpulan duri yang terlahir dari kerling bayanganmu 
Takkan kudesahkan lagi kidung keluh disela gerimis malam 
Yang hanya membuat pucat kaki jiwaku 
Ketika sepi tak beranjak keujung harapan 

Telah kubuang semua rindu disekujur nadi 
Hingga berhamburan buihnya memendar kebalik sepi 
Dan kubiarkan bayang bayang mimpi menari tanpa makna 
Lalu berlari menjauh kesudut bentangan malam 
Takkan lagi kubingkai wajah impian dengan figura emas harapan 
Yang hanya akan membuat luka jemari ini 
Ketika godam suratan menghentak pecah jendela harapan 

Tiada akan kurangkaikan lagi sajak kelukaan 
Diatas kawanan mimpi yang mungkin terbit didepan jalanan waktuku 



=MERPATI=


Senin, 24 Oktober 2016

KERINDUAN YANG TAK PERNAH PUDAR

Ada kerinduan dikisi jantung ini 
Gemuruhnya tak kenal lelah 
Menghempas rasa kebalik gulungan ombak 
Menghantam riuh jiwaku pada benaman sepi 
Membuat nadiku berdetak cepat disela rentang gelisah 
Memamah setiap hampa yang diterbitkan dari ekor bayanganmu 

Aku mencintaimu lebih dari panjangnya kerinduan 
Menghela setiap butir butir bayanganmu 
Mengais serpihan kasih yang tergeletak diantara jejak jejak kenangan 
Aku tertidur dibantalan kelopak kasih yang pernah kau ciptakan 
Hingga lenaku tak pernah lekang dari sisi peraduan cintamu 
Meski kerapkali kurasakan cambuk keheningan mendera kulit jiwa 
Membuat sekujur punggungku berdarah darah 
Menahan perihnya kesepian rindu padamu 

Ada kerinduan yang selalu menyala dalam diri ini 
Dimana derunya tak henti membakar resah nadiku 
Membuat sendi jiwaku berkali kali mengeluh pada langit 



=MERPATI= 

LAYU SEBELUM BERKEMBANG

Malam jahat menikam senyum 
Membunuh bayang kekasih kebalik nisan tiada 
Seribu cerca meradang beku
Menguak angkara resah disudut sepi gulana 
Gugur seberkas tunas mimpi, sebelum fajar membelai kalbu 

Tak henti suratan membasuh asa kebalik mendung 
Meningkap nyanyian kalbu jatuh kelubuk legam bumi 
Kembali sepucuk tunas tak mampu kujaga disepanjang garis mimpi 
Terhempas dinding kokoh segumpal raut kenyataan 
Dan aku tak mampu menengadahkan wajah 
Hanya tertunduk letih, melepas genggaman angan 
Dibawah tatapan dingin malam yang semakin beku



=MERPATI= 

KELEGAMAN CERITA

Jengkal waktu merayap letih 
Menyayat rupa rindu kebalik purwa kelu 
Sejumput keindahan memudar dalam sirna 
Meninggalkan segenggam jenuh yang tiada mengetuk debar 
Nafas kasihpun luruh kebalik daun kaca 
Menjelma asing kebalik rupa ketiadaan bayang 

Telah kususuri jejak waktu bersama gemerlap rasa 
Merangkai keindahan hati disudut bincang mesra angin malam 
Selaksa dawai asmara beterbangan disela nafas kita
Menyemai benih cinta disepanjang lorong lorong kebersamaan 
Namun hanya sekejap bahagia merondai rasa 
Sebelum akhirnya hujan membasuh hati pada kelegaman cerita 



=MERPATI= 

DAN CINTA TAK LEKANG DARI NAMAMU

Berpancang waktu merangkai binaran hati 
Menguak tabir keremangan bayang diatas sebaris hasrat 
Kulipat segala keluh tersisa pada hamparan angan 
Kukemas diantara buih buih ketiadaan asa
Agar tiada resah mewarnai rasa kebalik lukisan gundah 
Dan membuat arakan awan senja berlari ke raut gulita

Separuh jiwaku tak hendak berlari merengkuh damba
Kaki runcing kenyataan begitu kuat mencengkeram asa 
Membuat hasratku terpasung resah, merambah dalam keraguan 
Hanya angan semuku yang menggeliat, mengusap lempeng cumbu tahta angin 
Dan cinta kembali menampakan bilah bilah ketegarannya 
Merujuk pada sebaris nama yang tak pernah lekang dari buku jiwa ini 



=MERPATI=