Rabu, 22 Maret 2017

WAJAH CINTA DIBALIK GERIMIS MALAM



Kupeluk dirimu dalam dekapan cinta nan bergemuruh
Dibawah keremangan langit bulan juni tahun yg berlalu
Dan angin mendesah, ketika alam mulai menangis rintik rintik 
Namun raga kita tiada bergeming, menepis butiran air jatuh 
Kupagut bibirmu diantara rinai dingin kelambu gerimis malam
Dan engkau terlihat menggigil, mengurai tatap haru di jantung ku 
Seakan binaran mata mu berbincang lirih
''Jangan kau lepaskan dekapan cinta ini, hanya kerna gerimis kecil'' 

Dan aku hanya terdiam kelu,
memeluk raga mu kian erat dalam rengkuhan lengan lengan cinta ini
Dan kuhembuskan sebaris tutur jiwa ku direlungan kalbu
''Takan pernah kulepaskan cinta ini kekasih,
takan pernah kuberaikan dekapan kasih mu ini'' 
Hingga nanti, masa dimana jiwa ini telah lelah bersemayam di kefanaan 

Duapuluh tujuh juni larut malam, ketika rembulan terlukis sabit
Kugeraikan segala alunan cinta yg terjebak aral, dalam wajah kebebasan
Tiada bayang duka yg memayungi rasa
Tiada gambaran aral yg tersirat di benak kita 
Hanya getaran cinta yg terlukis dibalik sinar mata kita 
Gerai cinta memapak nafas jiwa dalam satu keterpautan rasa
Disela iringi nada nada syahdu desiran kembara malam 

Duapuluh tujuh juni diambang penghujung malam 
Mata hati kita menggerai lepas seraut wajah utuh sang cinta
Selamanya cinta yg tergenggam ini,
khan menggeliat dalam alunan dawai keindahan 
Meski apapun yg akan terjadi pada kita esok hari nanti 
Selamanya, hingga nafas terakhir kita 
 


=MERPATI=

Tidak ada komentar:

Posting Komentar