Rabu, 22 Maret 2017

DENGARLAH KELUHKU, WAHAI ANGIN SENJA



Dengarlah wahai angin senja, dengarlah lenguhan hati iniB
Biarkanlah kepak kepak ku melanglang lagi mengitari langit dan gundah
Airmata yg tercurah, hanya untuk kesiasia an belaka
Usah mengulas kembali untaian untaian janji yg terberai
Yg tergores pada dinding dinding yg telah kusam, dan pada rasa yg telah mati

Dengarlah jua seruan kalbu nan terhimpit resah
Adalah hati yg memanggil dan kaki jiwa yg berat, melaju kesatu arah
Melangkahi bebatuan runcing, mengurai makna hidup yg hakiki
Mencari sandaran jiwa, kala gemuruh azab cinta mendera nurani

Dengarlah jua wahai senja nan enggan bersenda ria
Di sini kuberharap ada senyuman manis yg khan kau torehkan di langkah ini
Menghibur risau nurani, yg tergulung serpihan luka yg menganga
Mengajak lengan lengan jiwa ku menampak gagah, di batas tatap netra
Dan lantunan awan mu bagaikan kidung keindahan yg mewarnai hening

Berhentilah berkeluh resah menatap silam, wahai hati nan tergayut sesal
Buatlah apa saja yg sampai kepada waktu, hingga kau tak merenung dalam kecewa
Sibaklah jalanan depan yg terbentang, yg masihlah begitu panjang
Kenakanlah senyum dan tawa di rentangan waktu, sebelum masa yg kau nantikan tiba

Dan dengarlah jua, wahai buana nan memerih luka
Usirlah kelam yg mengotori indah nuansa pesona mu
Jangan biarkan wajah sang gulana memagut kedamaian hati
Biarkah kisah yg terpenggal berlalu, ketika makna tlah ternodai dusta
Jalanan ini masihlah menampakan tatap netra jiwa ku
Dan biarkanlah jua, tatap tatap liar, memasung langkah yg tlah tercanang

Dan untuk mu sang petang
Usah kau bawakan lagi keremangan, di atas deru nafasku yg kian melaju, 
menatap muak pada aksara cinta yg tergerai 



=MERPATI=

Tidak ada komentar:

Posting Komentar