Senin, 27 Maret 2017

TANPA JUDUL

Bahtera hati berlabuh di dermaga hening
Ketika rinai gerimis jatuh membasahi kota ku
Bercermin pada petang yg menghamparkan selaksa bisu di remangnya
Kupagut ribuan jarum yg tersembunyi disudut kepekatan nya
Bersama segumpal perih yg memantul dari ujung bayangan malam
Lalu kehampaan kembali membaluri langkah dalam raut keresahannya

Langitku enggan lagi memerah, tiada saga hadir melintasi senja
Hanya gigil beku yg terasa dingin di kisi kisi jiwa ku,
berbaur dalam rasa yg kini mulai terasa kaku
Gelap pandang ku, legam langkah ku
Sehitam ufuk senja, hati berkerut dalam gulana
Memasung selarik keraguan tatap dalam bejana hati yg tergores luka

Satu purnama telah berlalu, namun duka itu masih tersisa
Meretas bayangan rindu diselarik buai semu yg terbangkit
Menunjuk pada mata hati, menyibak kesejatian rasa yg terurai
Sesungguhnya tak mampu kutikam binasa cinta ini,
meski selempang kebencian yg kubangun
mampu meningkap hasrat liar yg hendak menari binal
Namun cinta itu masih bertengger dengan angkuhnya
diatas singgasana jiwa ku
Dan dalam tatap keputusasaan ku kulihat samar dia tertawa sinis,
mencemooh diri yg tak mampu bangkit dari benaman lumpurnya



=MERPATI=


Tidak ada komentar:

Posting Komentar