Selasa, 21 Maret 2017

SAUSAI KONTRADIKSI



Diriap angan jiwa menyentuh isak
Memendar hasrat, tiada terjalin
Menggurat sebait sesal di kias langkah
Kala buai tertampar surut yakin sang mentari

Langit tak bersemadhi atas gejolak kalbu
Malampun tiada bersungkawa bagi risau sukma
Mengalun nurani dalam sebaris pergulatan hasrat
Terpuruk sesal dalam hempas wajah kenyataan

Jauh dikedalaman relung hati
Bergolak angkara nenatap sinis
Melontar serapah, mencaci seribu umpat
Memancang keakuan, memateri mata hati dalam jumawa

Bayang wajah tercinta menyiram dingin
Mengelus nurani dalam keterbatasan sosok insan
Membelai lembut amarah jiwa, meredam gelegak yg terbangkit
Memaksa mata jiwa menatap nyata atas khilaf

Kontradiksi relungan bathin, terdampar usai
Mengusir angan dan hasrat, melepas buai dalam sadar dìri
Meski menyisakan setitik sesal yg sempat tergayut
Namun nurani tak menghirau, menapak lurus dalam tapak tapak keyakinan

Di balik teriknya kerontang mentari siang
Merentang lengan, mendongak wajah
Mengulas pinta jiwa pada penguasa kehidupan
Semoga tiada lemah sosok renta ini, terhembus buai semu
Menatap lurus pada arah yakin langkah jalanan yg ter angan 



=MERPATI=

Tidak ada komentar:

Posting Komentar