Kamis, 23 Maret 2017

DUKA DIUJUNG MALAM



Derap malam menyembah hening
Ketika langit mulai menangis dipenghujung nya
Terpagut rasa dalam ketiadaan yg tak berpangkal
Masih terhunus bayang bayang sisa kelam
Mengukir guratan hampa di sekujur kisi kisi kalbu
Jiwa kian rebah, menatap nyalang rindu yg kian menghempas

Ringkih malam tiada memendam lara
Hanya sepotong jiwa yg termangu, dipasung kelam
Bisu dalam kesunyian, sepi dirajah gundah gulana
Dibatas titik gigil ku, memanggil pulang rasa yg terbangkit
Lalu kucoba bertahan walau tergoyah, bersandar pada jiwa menyibak tegar
Tak bersisa lagi wajah jumawa
Bingkai potret kebanggaan diri, jatuh dan terberai menjadi serpihan kecil
Dirajam ganasnya kaki kaki runcing kegelapan malam

Berteriak nurani, namun tiada pekikan yg terlontar
Mengerang jiwa dalam perih, meski tiada swara rintihan terdengar
Tangis kalbu tak redam, semakin tersendat dalam keresahan
Saat malam tak lagi menyisakan desiran gemuruh angin
Jiwa telah rebah dalam hampa, mengais sisa sisa harapan
Memeluk pinggiran langit malam yg kian menampakan taring nya  
 


=MERPATI=

Tidak ada komentar:

Posting Komentar