Rabu, 29 Maret 2017

DUSTA YANG MELUKAI

Angin merengkuh kesunyian
Mendekap dukaku dalam gigil
Luluh bimbang menggali kubur rasa
Mengecup bayangan kekasih kebalik bumi
Simpang penantian telah sampai pada pusarnya
Mengarak sebaris lelah dititian aral

Setonggak bimbang luruh dibakar gelegak
Mencerna pucat amarah pada kobaran angkuh
Gelombang tak ragu mencipta murka
Melolongkan pekik kelukaan dikisi jantung
Diujung bayanganmu kutingkap rebah semua senyum
Dan membuangnya di lorong waktu tak berpintu

Aku muak menarikan dusta diujung jemari
Merangkai keindahan semu leIwat senyuman patah
Kutikam bincang fana dalam purwa kebenaran
Lalu kubasuh setiap jejakmu dengan darah yang menetes




=MERPATI=

Tidak ada komentar:

Posting Komentar