Rabu, 29 Juli 2015

SOLO karya : Ahmad Faisal Imron

tersusun di langit yang ikal

warna kuning kumparan awan

 

seseorang tak dikenal membekukan diri pada semburan senja

dengan kaki seperti sebuah kerucut dan tangan berdekapan

memandang jejak kereta yang punah ditelan dingin baja

 

namun malam masih memberi kesan pada tubuh kereta

sementara rerumputan melepaskan juga airmatanya

 

namun antara sebuah lagu, daun telinga dan hati yang papa

seorang pengamen dengan rupa Afrika yang mengerut

terlihat begitu resah, membawa Jembatan Merah

 

dari sebuah jendela yang meleleh

matahari yang dewasa menyapa seorang dara

pohon-pohon mengubah diri menjadi loncatan sayap angin

dan seorang lelaki tua nampak kelihatan bagai pertapa

 

kemudian pagi, juga segala bentuknya:

relief keemasan, para pengamen yang kelelahan

atau rasa lapar yang selalu dilupakan

 

saat kita bergegas melewatinya, merantau ke dunia lain

dengan tanpa melihat-lihat, berkata-kata atau berpikir lagi

ada sebuah pintu terbuka, dan kenapa kita tak bertanya!



 

1998

=AHMAD FAISAL IMRON=

Tidak ada komentar:

Posting Komentar