Rabu, 29 Juli 2015

SAJAK DINGIN karya : Ahmad Faisal Imron

sepasang matamu yang nyaman

seakan kepanjangan lain dari musim bunga

di timur kota

 

seperti sajak yang kekal

kukekalkan pertemuanmu dengan bulan

seluruh aortaku bergetar

di bawah kerudungmu yang kelam

 

laksana gairah baru yang selalu membuat hati bersayap

atau bagai garis pelangi yang selalu terbenam di bibirmu

diam-diam ingatanku bergelombang

diam-diam kau menjadi setangkai bunga

 

pandangi mataku!

akan kautemukan dirimu dalam hakikat mawar

 

menikmati garis-garis dan bening tubuhmu

kesunyian menganga di atas harapan yang mati

dengan tulus kulukis wajahmu yang santun

kubaringkan di atas gaun dan sebuah mimpi merah

 

angin begitu sayu saat mengirim harum rambutmu

malam ini, kugenggam wajahmu meski bayang-bayang

seraya mengingat lentik bulu matamu, suaramu yang pilu

dan seperti perisai badai di dasar kata-kata

 

ijinkan nyanyian ini agar selalu berputar di hatimu

jauh sebelum kukirim sesuatu pada kesunyianmu

menggali kuburan sendiri; mengutuk garis keturunan

atau peribahasa lama yang selalu berayun-ayun dalam hidupmu

 

setidaknya, wahai perempuan kepedihan

dari rasa yang berlimpah sejak dingin ini kauraba

pagi yang lembut, sebuah jendela yang terbuka di hatimu

atau saat-saat yang kita abaikan, semuanya terkenang

remang-remang atau kembali menjelma sebuah kuburan



 

1998

=AHMAD FAISAL IMRON=

Tidak ada komentar:

Posting Komentar