Minggu, 26 Juli 2015

POTONG BEBEK ANGSA karya : Hamid Jabbar

Tanpa pisau, seseorang bernyanyi: "Potong bebek angsa ..."

Pinggulnya bergoyang bagai bebek pulang petang

Orang-orang bergendang dan bebek-bebek berdansa:

"Dansa saban hari sampai sakit pinggang ..."

 

Tetapi kegawatan selalu saja datang ke negeri ini

Musim panas yang keras begitu kering-kerontang

Sawah jadi kuburan, pematang jadi batu nisan; sunyi.

Hanya tikus-tikus yang terus berdansa sampai kejang

 

Di manakah kucing? Kucing mengeong dalam karung berdebu

Karung? Ya, karung yang memakan habis semua mentimun itu

Mentimun? Ya, mentimun yang meninabobokkan para kancil itu

Kancil? Nah, kancillah yang bernyanyi: "Potong bebek angsa" itu

 

Tetapi kegawatan selalu saja menerjang rimba belantara ini

Bila kancil kehilangan akal dan tak sempat lagi bernyanyi

Saat itulah harimau mengaum dan serigala menerkam

Sementara buaya menganga sambil tidur-tiduran

 

Di manakah pawang-pawang kita yang penuh wibawa dan jantan?

Mereka telah jadi bebek, siap dipotong sambil berdansa-dansa:

"Sikat ke kiri sikat ke kanan sampai mabok segala perhitungan ..."

Ya, sampai mati pingsan segala taman margasatwa di kota-kota.

 



1977

=HAMID JABBAR=

Tidak ada komentar:

Posting Komentar