Minggu, 30 Agustus 2015

UPACARA karya : Subagio Sastrowardojo

ajarilah bagaimana menjadi tua

 

terkuak gapura kesadaran

sehingga tampil kerajaan dalam

 

tenunan kata mantra

yang kuhamparkan pada hari-hari besar

di bendul pura

adalah untuk menyambut tamu turun tangga

 

jika berkenan tiba

apakah sempat memberi tanda

dengan kelining lonceng genta

di kuil pedanda

 

di halaman yang tersapu bersih

dengan tubuh putih

aku menanti di bawah cemara

aku boneka yang butuh dihidupi

 

bukankah kesetiaan dan kesabaran sebagian

dari upacara

 

bulan yang berlayar di puncak batu candi

adalah pengawal gawat

yang memungkinkan lakon terjadi

di manakah teluk sunyi yang tidak disinggahi

 

air di mana pun suci

juga yang terpercik di korban bunga melati

setetes dari telaga purba yang sakti

 

sebelum ini kutanggalkan keinginan satu per satu

jiwa murni timbul dari siksaan sakit dan ngeri

 

pengabdian menuntut penderitaan yang dicari sendiri

 

aku telah membasuh di pemandian tirtasari

dan merasa tak bersalah seperti anak kembali

 

manusia selalu tinggal sebatang kara

tanggung jawab tertimpa pada seorang diri

nyawa yang yatim minta dipelihara

 

saudara kandung yang lahir sebelum dan sesudahku

bahkan bunda yang teringat mukanya dalam lamunan

tinggal terkurung dalam pengasingan masing-masing

 

nasib terkungkung dalam penjara sepi

 

ketakutan tidak datang dari maut yang tiba-tiba hadir

melainkan dari pedih yang tak kunjung berakir

 

jadikan aku anak emas

yang tak lepas dari hati

 

adakah angan-angan yang lebih manis

daripada mengatasi kecemasan

dan bisa berlaku sebagai jantan

 

terlimpah kasih kepada laki-laki gemilang

bagimu aku putra pahlawan

yang berani lebur dengan bayangan hilang

 

ketika api hari mati

aku menari sebagai wayang

mengikut getar langkah dewa

 

satu gerak tubuh kembar

tingkah gending tabuh kebyar

desah napas mengembus seirama

 

dari pembakaran jenasah menyala merah sekar padma




=SUBAGIO SASTROWARDOJO=

Tidak ada komentar:

Posting Komentar