Selasa, 25 Agustus 2015

KUBERITAHU ENGKAU BAGAIMANA CARA KAMI MENAPAIKAN KETAN karya : Hasan Aspahani

: untuk mamaku Siti Mariyam, juru tapai paling hebat sedunia

 

ENGKAU harus yakin telah memilih beras ketan baru, yang seputih

santan, yang berbulir lencir, lalu kau tampi lagi, agar terbang segala

dedak debu. Telah selesai tugas kulit padi. Menjaga bulir yang setetes

demi setetes terisi, membernas di runduk malai, di petak-petak

sawahmu.

 

Sementara itu engkau siapkan tungku, dandang pengukusan,

dan kayu secukupnya kayu. Api harus tetap menjaga nyala,

menembuskan panas ke dinding dandang, sementara di dalam

dandang itu nanti gelegak air menguji seberapa lekat ketan yang

telah kau pilih, kau bersihkan, dan kelak hendak kau tapaikan.

 

Engkau mestinya sudah menyiapkan perasan daun pandan yang

kau petik di sumur tempat engkau mandi hari raya, sebelum salat

Idulfitri, pandan yang berumpun subur, hijau dan wangi yang kelak

menyeimbangi aroma fermentasi.

 

Di nyiru, yang tadi kau pakai menampi, kini seharusnya sudah

engkau lapisi helai daun pisang, jangan terbalik membentang, sisi

atas yang hijaunya sedap dipandang, di situlah engkau hamparkan

nasi ketan yang mengepulkan uap yang baru engkau kaut dari

dandang, lalu biarkan hingga suhu kamar, sambil engkau percikkan

padanya harum dan hijau perasan air pandan.

 

Aku beri tahu rahasia satu: agar tak lekat tanganmu, celupkan

keduanya dalam air remasan pucuk katu, kami percaya ini akan

banyak membantu, ragi yang kelak ditugaskan berfermentasi, dia

bekerja tidak sendiri.

 

Rahasia yang paling rahasia sebenarnya adalah saat kau menaburkan

ragi (dan menebarkan ragu, "maniskah kelak tapaiku? Maniskah?"),

pastikanlah bahwa saat itu suhu ketan yang tentu telah menghijau

itu tak lebih panas dari suhu udara di dapurmu. Jika segumpal

saja ada yang masih menyimpan lebih suhu, oh, kau sudah

menggagalkan seluruh ritual penapaianmu. Yang segumpal itu akan

memerah dan memasamkan seluruh manis tapaimu!

 

Saatnya, engkau menunggu, setelah menyimpan bakal tapaimu

dalam wadah tertutup, sebab ragimu, ragi tapaimu, adalah dia yang

bekerja dalam ruang tak berpintu. Kelak, akan terkabarkan padamu,

wangi manis tapaimu, di pagi hari rayamu.

 




=HASAN ASPAHANI=

Tidak ada komentar:

Posting Komentar