Minggu, 30 Agustus 2015

ORANG-ORANG TAMBILAHAN karya : Ali Syamsudin Arsy

(tentu saja kita boleh bermimpi)

 

redup bola matamu, kita tentu saja bukan menjarah

saudara sendiri

turun kakiku dari anak tangga panggung malam, selimut

telah mengulurkan

tapak tanganmu menjadi hangat dalam genggam; bukan perih

tetapi tentu saja aku boleh bermimpi

 

ketipak gendang, rancak bertingkah dari derap

   ke penghujung derap

engkau tidak sendiri, berkawan senyum ramah

   di sudut pertemuan

aku ingin berlari, tetapi ada jerat dalam kerinduan

tentang kampung halaman

bukan hanya aku

tetapi engkau juga tentu boleh bermimpi

 

siapa di antara kita yang pantas disebut nenek moyang?

 

berjejer sudah lembar-lembar catatan sejarah

hanya sebatas mimpi, tentang kembali pada kampung halaman,

bertahun sudah

bertahun seperti yang kalian ceritakan padaku malam itu

malam usai pembacaan sajak, jabat tangan kalian

bertambah hangat

 

siapa pula di antara kita yang menjadi tamu

di tanah-tanah jauh?

 

entah kembali kepada entah

entah di batas keturunan mana ketika pertemuan itu

menjerat, tetapi tidak harus menjebak

karena kita

tentu saja boleh bermimpi; tentang rindu tentang diriku-dirimu

orang-orang Tambilahan

orang-orang tanah rantauan

 

dari redup bola matamu

cermin sahaja

wajah dan tatap mata

kerinduanku di tanah-tanah jauh

engkau tiba-tiba saja menjadi abadi

tentu saja kita boleh bermimpi

tanda bahwa masih ada harapan di setiap pertemuan

tentang kabar kampung halaman, di penghujung pembacaan

sajak kita terkenang

karena kita

orang-orang pahuluan



 

/banjarbaru-asa, 15 juli 2008 (sepulang dari Jambi)

=ALI SYAMSUDIN ARSY=

Tidak ada komentar:

Posting Komentar