Kamis, 29 Oktober 2015

ANAK ANAK BERSELENDANG BIRU karya : Isbedy Stiawan Z. S.

pilu hati ini

maka aku kangen

pada kematian.”

 

anak anak kian kehilangan

kesempatan bercanda

sejak hari harinya cuma menunggu

para orangtua yang akan

menandu, atau membawakan

kereta berwarna ungu. dibalut

selendang biru milik ibu:

(juga) kain batik dari pekalongan

setelah itu,

iringan panjang itu

iringan panjang

yang menghitam

satu jam lalu ditambah hari hari

pilu, anak anak itu menanggung sakit

(kekurangan gizi, muntaber,

atau polio…)

masuk rumah sakit, tapi keluar

cuma tak mampu menebus kwitansi

bertulis daftar obat dan sewa kamar

- dan tangan dokter yang putih –

selendang biru milik ibu

membayang sebagai tali plastik

tergantung di bububungan

menjuntai maut

anak anak itu ingin sekali

memanjat selendang biru milik ibu

ingin sekali terbang tanpa harus

membikin sayap. dalam waktu penuh

gaduh ini, tak perlu orang menjelma

kupu kupu

tak harus kematian

menunggu terlalu lama,

pilu hati ini

telah membuatku makin

kangen pada maut.”

di sembarang waktu

di lorong mana pun

di sepanjang koridor yang sunyi

iringan panjang itu,

sekelimun orang yang menghitam

mengantar lalu pulang

anak anak itu terlalu indah

untuk cepat pergi

terlalu pagi untuk mati

atau mematahkan usia

dan mengubur sejuta hari

di muka,

dengan selendang biru milik ibu

dengan kertas kertas terbuka

di meja dekat pembaringan

“kenapa tak kauberi waktu

untukku menyusuri hari

lebih lama lagi?”

malam malam garing

panen semakin kering!




2005

=ISBEDY STIAWAN Z. S.=

Tidak ada komentar:

Posting Komentar