Selasa, 29 September 2015

SUSU IBU karya : Isbedy Stiawan Z. S.

hari petang dan matahari sebentar lagi melenggang. aku masih berdepan-depan
dengan cahaya. kulitku berpeluh. sudah berapa waktu aku duduk di sini menunggu
yang datang dan berlalu, tapi kau tak juga tiba membawakan berita. masih
seperti tadi pagi aku menatah setiap yang tiba, dan memilah yang pergi. "jangan
dusta, karena aku tahu kau tak beramai-ramai di tempat itu. kau selu beharap
orang-orang pergi hingga yang tinggal berdua. sepasang kelinci lalu mencari
sarang kawin," kataku.

kau terdiam. akhirnya kau kirim berita: mereka sudah pulang beberapa menit
lalu, kini tinggal aku dan ia. kami memasak untuk makan siang. anak-anak
sejenak lagi datang dengan perut lapar. "kau suka cumicumi, sudah kusiapkan
sepiring. juga sambal terasi. makanlah dengan lahap supaya kau sehat."

kau yang dimanja meminta pula dibelikan susu. sejak kecil kau biasa minum
segelas susu—pagi atau malam kalau lupa boleh juga siang maupun petang—sebab
kata paramedis, susu dapat menjaga kesehatan atau memperkuat badan. apalagi
air susu ibu, katamu, itu sebabnya kau selalu menyusu di puting-puting yang
belum punya air.

habis sudah susu ibu, kau pun berkelana memburu puting dalam suasana
genting. di temaram atau remang ruang, di selokan maupun tepi trotoar. aduhai, saat aku mati kenapa lebih berat tubuhku daripada katil?

: habis sudah susu ibu. aku haus



Maret-April 2008

=ISBEDY STIAWAN Z. S.=

Tidak ada komentar:

Posting Komentar