Senin, 28 September 2015

SERUPA BAYANG SORE karya : Indra Tjahyadi

Serupa bayangan sore, aku pergi dari sisimu.
Dalam keadaan jatuh cinta,
kupu-kupu ciumanku membetot senar senar halilintar, mengagumi bibirmu.
Tanpa sadar, kuinsyafi rambutmu,
tapi waktu berlaku demikian gasang, menggergaji jari-jariku.
Aku kudus, murtad di ranjangmu.
Darah-darah hitam para penyair menyiratkan kemabukan dan pilu.
Lalu, kita menua tanpa impian dan waktu.
Sehelai kertas putih ajal berayun-ayun, tapi langit hanya mendung berguntur.
Tunggulah aku, lupakanlah segala harum dan putih kulitku!
Sebab seperti senjata, aku rindukan tubuhmu.
Jalan-jalan dan sungai-sungai memanjang tanpa ujung.
Segala penciptaan kembali ke muasal dan runtuh.
Kota-kota tanpa persimpangan menyimpan bangkai-bangkai dan lindu.
Aku samadi, berpencar-memutar, melebihi kabut.
Batu-batu dilekapi salju, tapi aku sendiri, melolong seakan umur.
Barangkali telah kunyanyikan keanggunanmu,
sajak-sajakku kian rintih serupa perdu!
Kini, kupandang rumput, mataku menghidupi set-set dan tikus.
Kelak seluruh kelenyapan mengkhianati penampakan dan kematianku.
Kesedihan-kesedihan bertiup di rumpun-rumpun randu.



2002
=INDRA TJAHYADI=

Tidak ada komentar:

Posting Komentar