Senin, 28 September 2015

DITIUPKAN BAYANG BAYANG karya : Indra Tjahyadi

Ditiupkan bayang-bayang sebagai pohonan rapuh tepi kali,
gerhana yang memburu musim sepanjang langit bersipongah dengan mendung.
Seperti senjakala, kata-kata yang dibenamkan pilu mengaliri guntur.
Aku pernah mencintaimu,
meski pada akhirnya angkasa gelap melulu.
Sebab, aku telah berada pada jarak yang tak tersifatkan oleh maut.
Lindu semak-semak menyimpan bangkai-bangkai perdu.
Melebihi hantu, aku pergi mengurai hitam tanah bertanduk.
Seakan esok yang akan kembali kutemui dalam diorama ajal berbaju serdadu,
dalam ketiadaan saat, seratus ketukan jari-jemari matahari
mengisyaratkan derita déjà vu.
O keindahan terbentang antara Sorga dan rasa mabuk!
Kegasangan pelacur menjadi bulan di tengkukku.
Mungkin sederhana saja, burung-burung berpindah dan kita sekarat, dikutuki unggun.
Menyerupai halimun, kutinggalkan dirimu,
laut yang mengelak mengumandangkan requiem requiem salju.
Kelak kita akan saling berkhianat melampaui mataku!
Kini, aku purba tanpa umur.
Seratus gugusan tata surya dipenuhi jenazah geludhuk.
Kosmos dan sepi berabad-abad busuk.



=INDRA TJAHYADI=


Tidak ada komentar:

Posting Komentar