Selasa, 29 September 2015

AUDIENSI karya : Isbedy Stiawan Z. S.

: wm

kantuk merajamku. sudah empat jam lebih aku menunggu. “sory, bapak bupati sedang
sibuk, sebentar lagi wawancara dengan wartawan teve swasta lokal selama 1 jam. lalu
menerima tamu—sekitar 12 orang—satu persatu. jika seorang bertamu setengah jam
saja, ia melayani 6 jam di ruangnya!” kata ajudan. mata ajudan itu tampak layu.

sekarang sudah pukul empat sore, aku belum ashar, lalu giliranku pukul 10 malam?
aku mulai menimbang: “sebaiknya menemui bapak selepas magrib di rumah dinas, malam
ini ia menginap di sini,” saran seseorang lagi. Cuma aku janji pulang, berarti aku tak
bawa tangan

sudahlah di sini saja, di ruang ini. “Saya banyak tamu yang masih menunggu. Di sini saja,
apa yang bisa saya bantu?” tanya bapak bupati, tampak sangat lelah. kuberikan map
berisi proposal bertuliskan: “aku sudah belajar banyak dari bupati, jam di tangan seperti
mati.”

sejak di sini aku memang tak lagi mengenal detak jam, keluh bupati.



kalianda, 2008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar