Sabtu, 28 November 2015

RUMAH DAUN-DAUN karya : Indra Tjahyadi

Ingin kubangun rumah daun-daun
Di dadamu, memasang rumput yang mengirim
Sejumlah kereta ke mataku
Semacam barisan
Barisan batu yang menyusun cadas
Jadi gelung-gelung hitam rambutmu.
Aku ingin memahamimu,
Menghadiahkan tarian burung-burung
Yang gemrubyuk, menyerap dalam segenap pendaran
Cahaya matahari yang buntu, memberitahu orang
Orang ramai: bagaimana gerimis luruh, menjatuhkan embun
Dan ngungun pagi di kakimu
Musim-musim kawin
Melepaskan kunang-kunang
dan kesepian
Gerumbul Randu ke tengkorak kepalaku: kelam
Penuh belatung kupu-kupu kayu membusuk
(Tapi, masuk sajalah, toh, hanya aku yang tahu)
Seperti bunga-bunga Lili yang tercekik, sepanjang
Kemaluanmu, mengajariku setubuh dengan pikiran-pikiran
Buruk yang mesum: Penuh serdadu,
Penuh puting payudaramu,
Juga bekas-bekas pertempuran yang lalu.
Tapi, apakah yang ditangkap akar bambu itu?
Apakah bayanganmu juga muncul, di situ,
seperti kisah
Kisah pembantaian yang mengantarku Menemui
Mimpi-mimpi buruk dari seribu tidurmu,
Dari batas diam
Dan keajaibanmu:
"Ayah, lihat! Tasku penuh, dan pisau-pisau
Menancap di selangkanganku,
Apakah itu?
Apakah waktu?
Hujan dan lampu-lampu
Lalu, wajahmu
Penuh cerita malam itu
Laut yang kosong
Dan sepi
Seperti rotasi-rotasi badai yang tertahan
Di kedalaman kabut,
aku alirkan kenangan-kenangan
Yang menjemput pagebluk,
Membangun jurang-jurang kapur
Juga jalan-jalan setapak yang tak terdengar olehmu
Semacam kemuraman kelabu yang berkabung
Di dasar ususku
Jangkrik tak menolong
Kecoa-kecoa juga tak menolong,
Membutakan sebagian mataku, menggenggam
Timbunan-timbunan sampah, bergelayut
Pada lesut imajimu,
Bersatu dengan jin,
Iblis, jembalang
dan hantu-hantu
Dari seluruh rasa takutku,
Lantas Neraka datang BERSAMAKU!,
Mendentingkan dawai-dawai jamur dari pengamen
Pengamen tua yang mabuk:
"O kerinduan yang bergumul
Dengan abu dan seribu kematian,
Mayatku kelu
Menghuni rumah-rumah penjagalan
Yang biru!”




=INDRA TJAHYADI=

2 komentar: