Rabu, 18 November 2015

LAUT AKHIR karya : Isbedy Stiawan Z. S.

sebagaimana laut punya akhir: pantai atau muara

dan pada selangkangan bakau,

segala pusat risau

resah dan gelisah di sematkan

tapi bulan ini, yang katamu,

lebih mulia dari seribu purnama

akankah memiliki akhir

mengalahkan umur?

sudah 48 kali purnama!

getar doa

malam-malam ganjil

iktikaf yang gigil

halaman lambung

yang selalu kosong

(ada juga dahaga

yang selalu dijaga)

sepanjang siang

akankah punya akhir?

tapi orang-orang dari jauh

mengenakan pakaian lusuh

membikin kota penuh

berdatangan dengan

kedua tangan selalu menadah

seperti ia faham

di bulan, yang katamu,

lebih mulia dari seribu purnama

banyak orang murah tangan

melemparkan sedekah

dari setiap tubuhnya

mengalirkan laut

langit merestui

penghuni langit turun

bersama sayap-sayap berkilau

hendak meminangmu

dan getar doa

juga tangan yang menadah

akan pula dibawa terbang

kau tahu ke mana akhir

segala pengembaraan

kalau tak ke taman-taman

yang dulu sekali ditinggalkan?

beri salam pada malaikat

sebelum laut sampai ke tepian

akhir segala perjalanan:

pantai atau muara,

juga pada selangkangan bakau:

segala pusat risau

untuk dilelapkan….

lalu pantai atau muara

akan membuka halaman

bagi sujudmu selepas subuh

sebelum matahari di kepalamu

benar-benar meluruhkan ubanmu

demikian laut punya akhir

bulan yang memancarkan

kemuliaan seribu purnama

tak henti pada pantai atau muara,

bahkan di selangkangan bakau

kau akan mekar

cahayamu menguar

melebihi tahun-tahun usia

getar doa

selalu memanggil-manggil




september-oktober 2006

=ISBEDY STIAWAN Z. S.=

Tidak ada komentar:

Posting Komentar