Jumat, 06 November 2015

LELAKI RANTAU karya : Isbedy Stiawan Z. S.

setelah itu cuma igau

lelaki rantau pulang

hanya melepas kerinduan

tentang kenangan di samping rumah

museum yang menyimpan silsilah

atau lembar-lembar sejarah,

hutan bakau, ladang cengkih,

kebun kopi, dan hutan damar

yang kini hilang tenar

tanah hitam

sisa arang

udara berselimut asap

bagai kabut di tanah eropa

namun karena rindu

setiap waktu mandi kabut

setelah itu cuma igau

bahwa tanah kelahiran

segala muara kenangan

ingatan yang mesti diambil lagi

maka ia buru ke sudut-sudut

hutan damar, kebun kopi, ladang

cengkih, atau hutan bakau

- seperti penyelamat lingkungan

yang jadikan lahan mangrov –

sebagai buku kenangan

namun museum di kota tetap lengang

dan lelaki rantau berdiri di tangga rumah

menyerpihi setiap silsilah

mencari-cari sejarah yang raib

membuang jauh segala aib

“kita punya banyak warisan

melebihi kemegahan kota

kenapa tak dijaga dan harus dilupakan?”

lalu ia sebut adin, atu, kyai, udo,

datuk, dan nyai[2]

untuk duduk bersila di lamban[3]

menghitung yang hilang

mengumpulkan perlawanan!




2005/2006

=ISBEDY STIAWAN Z. S.=

Tidak ada komentar:

Posting Komentar